[Surat dari Pembaca]
*Ketua Ikatan Mahasiswa Sulawesi Tengah-Makassar, Muh Afdhal Syahputra
Ikatan Mahasiswa Sulawesi Tengah-Makassar (IMA Sulteng-Makassar) dengan tegas menyatakan kritik terhadap model investasi industri di daerah, menjadikan kasus PT Hengjaya sebagai indikator nyata kegagalan tersebut. Berdasarkan pengalaman dan temuan di lapangan, kehadiran investasi skala besar ini tidak membawa kesejahteraan bagi masyarakat lokal.
Alih-alih menghadirkan kemakmuran, investasi tersebut secara sistematis merugikan rakyat dan menjadi sumber utama munculnya konflik sosial yang berkepanjangan.
Kami menyoroti secara tajam kelambanan dan lemahnya akuntabilitas Pemerintah Daerah, baik di tingkat Legislatif maupun Eksekutif. Kegagalan untuk mencegah dan menyelesaikan konflik agraria menunjukkan lemahnya komitmen pemerintah dalam melindungi hak-hak rakyat.
Oleh karena itu, kami mendesak kedua pilar pemerintahan daerah tersebut untuk bersinergi secara serius dan bertanggung jawab dalam mencari solusi substantif dan berkeadilan. Sinergi ini tidak boleh sebatas formalitas, melainkan harus menghasilkan kebijakan konkret yang mampu menghentikan kerugian rakyat dan menuntaskan persoalan mendasar di tengah masyarakat.
IMA Sulteng-Makassar juga menyatakan komitmen penuh untuk mengawal proses penyelesaian konflik ini, terutama yang saat ini sedang ditangani oleh Tim Satgas Penanganan Konflik Agraria Provinsi Sulawesi Tengah. Pengawalan akan dilakukan dengan intensitas tinggi dan sikap independen, untuk memastikan tidak ada intervensi yang merugikan masyarakat serta menjamin prosesnya berjalan transparan dan akuntabel.
Kami menegaskan bahwa pengawalan ini tidak akan berhenti hingga persoalan tersebut menemukan titik terang yang menghadirkan keadilan substansial, dan pengembalian hak-hak masyarakat terdampak dapat terpenuhi sepenuhnya. Tidak ada ruang untuk kompromi terhadap setiap upaya penyelesaian yang tidak berpihak kepada rakyat.





