Tahun 2024 merupakan ajang pertarungan yang akan menentukann nasib bangsa lima tahun kedepanya, pemilihan serentak mulai dari Eksekutif sampai ke legislatif guna memperebutkan dan mempertahankan kedudukan di pemerintahan maupun di parlemen, mulai dari tingkat Daerah hingga pusat, semua jurus sudah diupayakan semaksimal mungkin oleh kandidat, Kini sosok yang akan menempati kursi-kursi di pemerintahan dan Parlemen sudah jelas.
Terlepas dari dinamika yang telah atau sedang berlangsung, di Kabupaten Morowali yang merupakan satu daerah industri yang terletak di Sulawesi Tengah, kini akan menghadapi Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) dalam kurun waktu delapan bulan ke depannya.
Sebagai daerah yang didominasi oleh industri pertambangan nikel, Morowali memerlukan pemimpin yang mampu mengarahkan semua kebijakannya untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk kepentingan masyarakat morowali
Daerah dengan pusat perekonomian yang bertumpu pada industri pertambangan nikel dengan jumlah pertumbuhan ekonomi yang positif selama 5 tahun belakangan, tidak diimbangi dengan angka kemiskinan yang mencapai 12.58 persen, Atau setara 15.860 jumlah penduduk Morowali yang masih tersandera oleh kemiskinan.
Mengait tentang pembangunan daerah, Seharusnya tidak boleh melupakan akar sejarahnya, jika berbicara tentang akar sejarah masyarakat morowali dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, tidak lepas dari gotong royong masyarakat yang sangat kental, persatuan yang dengan semboyan “Tepeasa Moroso” Yang berarti persatuan yang kuat, Morowali yang begitu kental dengan pertanian, perkebunan dan perikanan, yang dikerjakan dengan bergotong royong oleh masyarakat Morowali.
Namun kini sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan, dalam kurun 5 (Lima) tahun belakangan terus mengalami kemunduran dalam segi Produksi hingga ketersedian lahan yang mulai menyempit. Sektor itu mulai terpinggirkan akibat gempuran pertambangan.
Ada 15.860 jumlah penduduk miskin di kabupaten Morowali yang banyak didominasi oleh petani dan nelayan, Jumlah produksi yang mulai berkurang, Harga hasil panen yang kian menurun, serta pupuk yang kian mahal Hingga Mulai menyempitnya lahan petani/pekebun akibat dari industri pertambangan, himpitan ini juga dirasakan oleh nelayan, harga BBM yang kian melambung, Hingga laut yang mulai tercemar akibat aktivitas pertambangan menjadikan hasil tangkapan nelayan berkurang tiap saatnya, hal tersebut adalah faktor penyebab kemiskinan bagi petani dan nelayan.
Dalam konstelasi pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Morowali dalam kurun waktu delapan bulan kedepanya, para kandidat harus mampu memberikan jawaban konkrit terhadap persoalan yang dihadapi oleh petani dan nelayan.
Namun Sampai saat ini, tak banyak hal dilakukan untuk menjawab persoalan yang dihadapi.
Politik gagasan sangat diperlukan untuk melihat, Siapa kandidat yang mampu menyentuh sendi-sendi kehidupan sampai ke akar rumput masyarakat morowali, sehingga yang diperlukan adalah politik gagasan, bukan hanya politik mobilisasi semata.
Lantas kandidat mana yang masih memperhatikan kehidupan petani dan nelayan di kabupaten Morowali? Nampaknya gagasan para kandidat mesti diuji lebih jauh lagi.
Penulis ; Taufik Tamauka
Editor ; Aulia Rahman





